Powered By Blogger

Selasa, 15 November 2011

Tukang Kayu dan Rumahnya!


Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.

Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya. Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan.

Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta oleh tuannya. Hasilnya bukanlah sebuah rumah yang baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan. Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu.

"Ini adalah rumahmu," katanya, "hadiah dari kami." Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.

Teman, itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan dan kurang bertanggung jawab. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik.

Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.

Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan "rumah" yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan "rumah" kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup.
__________________
Semua orang dapat melakukan apapun
bila ia percaya dan menginginkannya

nb: selalu akan dirimu sendiri ya :D

Usaha dan kerja keras!

Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. beberapa saat setelah mesan makanan, tiba tiba anak penjaja kue menghampirinya.

"Om, beli kue om, masih hangat dan enak rasanya"
ujar anak kecil penjaja kue itu.
"Engga dik, saya lapar mau makan nasi aja,"
kata sipemuda menolak dengan halus.
Sambil tersenyum sianak pun berlalu dan menunggu diluar restoran. di duduk tepekur didepan restoran. melihat sipemuda telah selesai menyantap makanannya, sianak menyamperi lagi dan menyodorkan kuenya.
sipemuda sambil beranjak kekasir hendak membayar makanan berkata.
"Tidak dek saya sudah kenyang"
sambil berkukuh mengikuti sipemuda sianak berkata
"Kuenya bisa buat oleh oleh pulang om,"
dompet yang belum sempet dimasukan kekantong pun dibukanya kembali, dikeluarkan 2 lembar ribuan dan mengangsurkan keanak penjual kue.
"saya tidak mau kuenya, uang ini anggap saja sedekah dari saya."
Dengan senang hati, anak kecil penjaja kue itu menerima uang tersebut dan bergegas keluar restoran lalu memberikan kepada pengemis didepan restoran.
merasa heran dan sedikit tersinggung sipemuda menegurnya.
"Hai, adik kecil kenapa uangnya kau berikan kepada orang lain?, kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang, kenapa setelah ada uang ditanganmu malah kamu berikan kepada orang lain?" tanya pemuda itu.
"Om, jangan marah yah. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan, bukan dari mengemis.kue kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti akan sedih dan marah, jika saya menerima uang dari om bukan hasil menjual kue. tadi om bilang, suang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."

sipemuda merasa takjub dan menganggukan kepala tanda mengerti.
"Baiklah berapa kue yang kamu bawa? saya borong semua untuk oleh oleh."
sianak pun menghitung dengan gembira.
sambil menyerahkan uang sipemuda berkata.
"Terima kasih dik, atas pelajaran hari ini. sampaikan salam saya kepada ibu mu."
Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatan sipemuda dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap.
"Terima kasih om, ibu pasti aka senangsekali,hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami"

Begitulah, bagaimanapun memang lebih nikmat rasanya jika kita mendapatkan sesuatu dengan usaha dan kerja keras.
Bagaimana dengan anda???
Apakah kenikmatan hidup yg anda nikmati hari ini merupakan berkah dari keringat anda sendiri????